Langsung ke konten utama

Apa itu cinta ???

Sejuta kata bahkan tak terhingga,
sehingga begitu kental rasanya dalam dadaku ataupun
dalam telingaku adanya kata cinta.
Entah makhluk seperti apa itu cinta,
terkadang dalam khayalanku melintas kalimat
           .... AKU JATUH CINTA ... 
Entah apa yang diinginkannya,yang jelas cinta itu ada.
Aku ingin sekali meraihnya sekalipun dia tak nampak.
Semakin dalam aku melupakannya semakin dalam
aku mencintainya.
Ketika hati diselimuti nafsu rasanya aku ingin sekali
memeluk kasihku,tapi disatu sisi hatiku berbelit dengan 
satu hukum dimana hukum itu selalu mengikutiku ketika
aku berjalan,duduk,tidur,bangun dan apapun aktifitasku
hukum itu selalu menyertaiku itulah hukum ISLAM.

Komentar

  1. Cinta adalah sesuatu yang fitrah yang dimiliki oleh setiap manusia. Namun, kadangkala manusia salah dalam menempatkan rasa cinta yang fitrah itu. Cinta bukan berarti kita bebas mengikuti nafsu, namun kita harus pandai-pandai mengendalikan nafsu dari rasa cinta yang kita miliki.

    Seorang muslim hendaknya mampu membagi rasa cinta yang dimiliki. Cinta yang paling utama dan paling besar adalah cinta kepada Allah, lalu kepada orang tua kemudian kepada sesama dan lingkungan.

    Memang benar bahwasanya cinta itu bermula dari pandangan mata. Pandangan yang akan menyusup dihat, seperti anak panah yang meluncur dan panah tersebut pasti akan membuat luka

    Dengan memandang berarti kita menikmati gambaran keindahan rupa yang kita pandang, kemudian memindahkannya ke dalam hati yang kosong serta melukiskannya kedalam sanubari. Tentu hal demikian akan menumbuhkan rasa yang dinamakan cinta dan jika pandangan itu dilakukan secara terus menerus maka cinta itu akan tumbuh dengan subur.

    Sobat... jadikan rasa cinta yang kita miliki itu hanya untuk Allah semata dan jadikanlah (ghadul bashar) menundukkan pandangan mata sebagai hiasan bagi mata kita, niscaya pandangan kita semakin bening dan jernih.

    Wassalam....
    Femme d' ISLAM

    BalasHapus

Posting Komentar

Informasi Pilihan Identitas:
Google/Blogger : Khusus yang punya Account Blogger.
Name/URL: Jika tidak punya account blogger namun punya alamat Blog atau Website.
Anonymous: Jika tidak ingin mempublikasikan profile anda (tidak disarankan).

Postingan populer dari blog ini

Budaya muslim indonesia

Budaya muslim indonesia yang harus diperbaharui pemahamannya : Rebo Wekasan Rebo Wekasan merupakan suatu perayaan unik yang hanya ada di desa Suci, kecamatan Manyar Kabupaten Gresik dan hanya dirayakan pada Rabu terakhir di Bulan Shafar kalender Hijriyyah. Dinamakan Rebo Wekasan karena pada zaman dahulu terjadi bencana kekeringan di sebuah desa bernama Pelaman, sebenarnya sunan Giri telah memberikan petunjuk kalau ada sumber air yang sangat besar di sekitar Masjid Pelaman. Tetapi lama kelamaan sumber air tadi menyusut. Kemudian Sunan Giri memberi petunjuk jika mereka menemukan tempat yang banyak tumbuh pepohonan maka akan ada sumber air disana. Setelah beberapa lama mencari, akhirnya mereka menemukan tempat tersebut di sebuah desa bernama Pongangan. Dari sinilah perayaan Rebo Wekasan ada karena hari ditemukannya sumber tersebut dan selesainya pembangunan masjid yang semula ada di desa Pelaman jatuh pada hari Rebo Pungkasan di bulan Shafar kalender Hijriyyah. Saat ini perayaan Rebo

Kisah Seorang Munafik di Zaman Rasulullah

Kisah ini disampaikan oleh sahabat Ibnu umar Radhiallahu ‘anhu , Muhammad bin Kaeb Radhiallahu ‘anhu , Zaid bin Aslam Radhiallahu ‘anhu dan Qatadah Radhiallahu ‘anhu berkata (ringkasnya demikian): Ada seorang laki-laki (munafik) pada waktu perang Tabuk dia berkata: “Tidaklah kami melihat semisal Qurra’ (pembaca al-Qur’an) kita ini, mereka paling besar perutnya (karena banyak makan), paling pendusta (ketika berbicara), paling penakut (bila berhadapan dengan musuh).” Perkataan itu ditujukan kepada Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya. Mendengar hal tersebut Auf bin Malik Rahimahullah berkata kepadanya: “Bohong kamu, akan tetapi kamu munafiq, sungguh aku akan memberitahu Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam .” Maka pergilah Auf untuk menjumpai Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam dan memberitahu perkataan orang munafiq ini. Belum sampai Auf bin Malik datang menjumpai beliau, telah turun ayat yang memberitahu keadaan tersebut dengan sebenarnya. Yaitu ayat yang terdapat dalam QS.