Langsung ke konten utama

Ku Tahu Apa Yang Aku Mau

Tingkatan orang yang dicintai Allah :

Dihitung dari tingkatan bawah:

  1. Allah mencintai orang yang bertaubat

Energi paling kuat sebagai tempat untuk bertaubat hanya ada di Masjid.Caranya adalah

    1. dengan memakmurkan masjid dan berkhidmat di masjid
    2. aktif ikhtiar dalam bimbingan Allah,suka pada apa yang disukai Allah dan benci pada apa yang dibenci Allah
    3. selalu menyebut nama Allah dan senang berdua dengan Allah
    4. membalas keburukan orang lain dengan kebaikan karena rasa kasih sayang pada sesama
    5. rindu pada hari akhir,rindu pada mati syahid dan rindu pada jaminan syurga
    6. yakin pada Allah.Karena hanya Allah yang tahu kebutuhan kita,maka sebelum memutuskan sesuatu harus minta pertolongan Allah.
2. Allah mencintai orang yang senang bershaf rapi dengan orang yang beriman.
3. Allah mencintai orang yang bertekad menjadi orang sabar.
4. Allah mencintai orang yang selalu menjaga kesucian diri.
5. Allah mencintai orang yang bertawakkal yaitu orang yang melepaskan diri dari siapapun hanya Allah tempat bergantung
6. Allah mencintai orang yang bertaqwa,takut pada Allah.

Selalu menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah dan tidak ada keluhan sedikitpun dalam menghadapi setiap ujian dari Allah.Ciri ahli taqwa:

    1. Shalat.Jalan agar kita bisa khusyu dalam Shalat adalah Sadar karena selalu diawasi oleh Allah,Faham akan ilmu shalat dan Mengagungkan Allah.
    2. Mengeluarkan sebagian dari harta kita sepeti Zakat dan Shadaqah
    3. Memenuhi janji
    4. Orangnya dikenal karena kesabarannya dan pemaaf
    5. Setiap perilakunya berada dalam keadaan dzikir dan taubat.
7. Allah mencintai orang yang adil
Dalam dirinya tidak ada kepentingan diri sendiri,semua kepentingan hanya diperuntukkan berjuang di jalan Allah dengan mujahadah (bersungguh-sungguh) dan mudawwamah (konsisten dalam setiap mengamalkannya)
  1. Allah mencintai orang yang ihsan

Sibuk untuk dekat dengan Allah dan selalu merasa ditatap oleh Allah dalam setiap perilakunya.

Orang akan banyak keluhan terhadap ujian dari Allah karena

1.Gak jelas Tujuannya (Apa yang dimau?)

2. Yang menjadi cita-citanya adalah Dunia,

3. Yang menjadi sandarannya adalah Makhluk

Ciri Thama adalah zuhud pada manusia dan zuhud pada apa yang ada di tangan manusia.Thama adalah berharap pada makhluk Allah,Zuhud adalah yakin pada apa yang dijaminkan Allah dari pada pada apa yang ada di tangan manusia.

Sumber : penggalan Taushiah Aa gym (KH.Abdullah Gymnastiar)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Budaya muslim indonesia

Budaya muslim indonesia yang harus diperbaharui pemahamannya : Rebo Wekasan Rebo Wekasan merupakan suatu perayaan unik yang hanya ada di desa Suci, kecamatan Manyar Kabupaten Gresik dan hanya dirayakan pada Rabu terakhir di Bulan Shafar kalender Hijriyyah. Dinamakan Rebo Wekasan karena pada zaman dahulu terjadi bencana kekeringan di sebuah desa bernama Pelaman, sebenarnya sunan Giri telah memberikan petunjuk kalau ada sumber air yang sangat besar di sekitar Masjid Pelaman. Tetapi lama kelamaan sumber air tadi menyusut. Kemudian Sunan Giri memberi petunjuk jika mereka menemukan tempat yang banyak tumbuh pepohonan maka akan ada sumber air disana. Setelah beberapa lama mencari, akhirnya mereka menemukan tempat tersebut di sebuah desa bernama Pongangan. Dari sinilah perayaan Rebo Wekasan ada karena hari ditemukannya sumber tersebut dan selesainya pembangunan masjid yang semula ada di desa Pelaman jatuh pada hari Rebo Pungkasan di bulan Shafar kalender Hijriyyah. Saat ini perayaan Rebo

Kisah Seorang Munafik di Zaman Rasulullah

Kisah ini disampaikan oleh sahabat Ibnu umar Radhiallahu ‘anhu , Muhammad bin Kaeb Radhiallahu ‘anhu , Zaid bin Aslam Radhiallahu ‘anhu dan Qatadah Radhiallahu ‘anhu berkata (ringkasnya demikian): Ada seorang laki-laki (munafik) pada waktu perang Tabuk dia berkata: “Tidaklah kami melihat semisal Qurra’ (pembaca al-Qur’an) kita ini, mereka paling besar perutnya (karena banyak makan), paling pendusta (ketika berbicara), paling penakut (bila berhadapan dengan musuh).” Perkataan itu ditujukan kepada Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya. Mendengar hal tersebut Auf bin Malik Rahimahullah berkata kepadanya: “Bohong kamu, akan tetapi kamu munafiq, sungguh aku akan memberitahu Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam .” Maka pergilah Auf untuk menjumpai Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam dan memberitahu perkataan orang munafiq ini. Belum sampai Auf bin Malik datang menjumpai beliau, telah turun ayat yang memberitahu keadaan tersebut dengan sebenarnya. Yaitu ayat yang terdapat dalam QS.