Langsung ke konten utama

Al Isra' dan Al Mi'raj

Rasulullah Sholallahu 'alaihi wasalam telah menghadapi begitu banyak gangguan dan cobaan. Sekian banyak kesulitan di jalan dakwah kepada agama Allah. Kemudian kaum beliau pun mendustakan beliau. Lalu beliau juga menghadapi siksaan dari kabilah Tsaqif. Setelah semua kejadian ini, datanglah peristiwa Al Isra' dan Al Mi'raj. Isra'-Mi'raj mengokohkan diri beliau dan mengangkat kedudukan beliau.

Allah memperjalankan beliau di malam hari, inilah arti Isra'. Perjalanan itu dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha. Kemudian Allah mengangkat beliau ke langit. Inilah arti Mi'raj.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Maha suci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami barokahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat". (QS. Al Isra':l)

Dalam perjalanan yang diberkahi ini, ditetapkan kewajiban baru yaitu shalat lima waktu. Pada mulanya shalat itu diwajibkan lima puluh kali dalam sehari. Kemudian Nabi Sholallahu 'alaihi wasalam memohon keringanan kepada Rabb beliau. Sampai akhirnya shalat hanya diwajibkan lima kali sehari. Namun pahalanya seperti lima puluh kali shalat.

Ketika itu Rasulullah Sholallahu 'alaihi wasalam diperjalankan dalam keadaan sadar. Dengan jasad dan ruh beliau.

Dakwah Kepada Kabilah-Kabilah di Musim Haji
Di musim haji, Nabi Muhammad Sholallahu 'alaihi wasalam berkeliling untuk menawarkan Islam kepada kabilah-kabilah yang datang ke Makkah.

Pada tahun kesebelas kenabian, beliau bertemu dengan enam orang dari Yatsrib. Mereka berasal dari kabilah Khazraj. Beliau menyeru mereka kepada Islam. Maka mereka pun masuk Islam. Mereka berjanji kepada beliau untuk menawarkan Islam kepada keluarga mereka, setelah nanti mereka kembali ke Yatsrib.

Sumber: Muqarrar al-Mustawa Ats Tsalits fis Siratin Nabawiyyah—Syu'bah Ta'lim al-Lughah al-'Arabiyyah al-Jami'ah al-Islamiyyah, Madinah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Istri Rasulullah 'Aisyah Binti Abu Bakar Rodhiallahu 'Anha

Dia adalah gurunya kaum laki-laki, seorang wanita yang suka kebenaran, putri dari seorang laki-laki yang suka kebenaran, yaitu Khalifah Abu Bakar dari suku Quraisy At-Taimiyyah di Makkah, ibunda kaum mukmin, istri pemimpin seluruh manusia, istri Nabi yang paling dicintai, sekaligus putri dari laki-laki yang paling dicintai Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam . Ini terdapat dalam Shahih Bukhari dan Muslim, bahwa ‘Amr bin ‘Ash Rodhiallahu ‘anhu pernah bertanya kepada Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam : “Siapakah orang yang paling engkau cintai, wahai Rasulullah?" Rasul menjawab: '''Aisyah.'' 'Amr bertanya lagi: "Kalau laki-­laki?" Rasul menjawab: "Ayahnya. Selain itu Aisyah adalah wanita yang dibersihkan namanya langsung dari atas langit ketujuh. Dia juga adalah wanita yang telah membuktikan kepada dunia sejak 14 abad yang lalu bahwa seorang wanita memungkinkan untuk lebih pandai daripada kaum laki-laki dalam bidang politik atau strategi...

Ketika patah hati

Cinta bikin aku jadi penasaran apakah aku bisa menikah dengan pujaan hatiku??? Ternyata keadaan menjawabnya tidak. Sungguh patah hati bikin aku pusing,mual sekalipun aku gak mau muntah,badan kerasa lemes,tapi jangan sampai deh bikin aku pesimis. Dalam kondisiku seperti itu yang aku inginkan hanyalah perubahan,berubah untuk memperbaiki diri "kekurangan dalam diriku ini seperti apa?" (yang pasti ada),dan aku ingin berbuat yang terbaik "gimana caranya supaya aku gak pesimis?" Apa ya rahasia dari Rasulullah Muhammad Shalallahu Alaihi wa Sallam? Cinta rasulullah selalu mulus dan kagak pernah pesimis .... Mungkin Rasulullah tahu apa yang di mau kaum perempuan.Dan aku harus belajar dari Rasulullah.

Budaya muslim indonesia

Budaya muslim indonesia yang harus diperbaharui pemahamannya : Rebo Wekasan Rebo Wekasan merupakan suatu perayaan unik yang hanya ada di desa Suci, kecamatan Manyar Kabupaten Gresik dan hanya dirayakan pada Rabu terakhir di Bulan Shafar kalender Hijriyyah. Dinamakan Rebo Wekasan karena pada zaman dahulu terjadi bencana kekeringan di sebuah desa bernama Pelaman, sebenarnya sunan Giri telah memberikan petunjuk kalau ada sumber air yang sangat besar di sekitar Masjid Pelaman. Tetapi lama kelamaan sumber air tadi menyusut. Kemudian Sunan Giri memberi petunjuk jika mereka menemukan tempat yang banyak tumbuh pepohonan maka akan ada sumber air disana. Setelah beberapa lama mencari, akhirnya mereka menemukan tempat tersebut di sebuah desa bernama Pongangan. Dari sinilah perayaan Rebo Wekasan ada karena hari ditemukannya sumber tersebut dan selesainya pembangunan masjid yang semula ada di desa Pelaman jatuh pada hari Rebo Pungkasan di bulan Shafar kalender Hijriyyah. Saat ini perayaan Rebo...