Kisah ini disampaikan oleh sahabat Ibnu umar Radhiallahu ‘anhu, Muhammad bin Kaeb Radhiallahu ‘anhu, Zaid bin Aslam Radhiallahu ‘anhu dan Qatadah Radhiallahu ‘anhu berkata (ringkasnya demikian): Ada seorang laki-laki (munafik) pada waktu perang Tabuk dia berkata: “Tidaklah kami melihat semisal Qurra’ (pembaca al-Qur’an) kita ini, mereka paling besar perutnya (karena banyak makan), paling pendusta (ketika berbicara), paling penakut (bila berhadapan dengan musuh).” Perkataan itu ditujukan kepada Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya.
Mendengar hal tersebut Auf bin Malik Rahimahullah berkata kepadanya: “Bohong kamu, akan tetapi kamu munafiq, sungguh aku akan memberitahu Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam.” Maka pergilah Auf untuk menjumpai Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam dan memberitahu perkataan orang munafiq ini.
Belum sampai Auf bin Malik datang menjumpai beliau, telah turun ayat yang memberitahu keadaan tersebut dengan sebenarnya.Mendengar hal tersebut Auf bin Malik Rahimahullah berkata kepadanya: “Bohong kamu, akan tetapi kamu munafiq, sungguh aku akan memberitahu Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam.” Maka pergilah Auf untuk menjumpai Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam dan memberitahu perkataan orang munafiq ini.
Yaitu ayat yang terdapat dalam QS. At-Taubah [9]: 65-66, yang artinya:
“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab: ‘Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja’. Katakanlah, ‘Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?.
Tidak usah kamu minta ma’af, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami mema’afkan segolongan dari kamu (lantaran mereka bertobat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa.”
Selanjutnya orang munafiq itu datang menemui Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam, sedangkan waktu itu beliau telah beranjak dari tempatnya dan menaiki untanya. Orang munafiq itu berkata: “Wahai Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam, sebenarnya kami hanya bersenda gurau. Kami berbicara layaknya orang yang berbicara saat naik kendaraan, agar kami tidak merasa capai di dalam perjalanan.”
Melihat apa yang terjadi Ibnu Umar Radhiallahu ‘anhu kemudian bercerita: “Seolah-olah aku melihat dia (orang munafiq itu) sedang menggantungkan tangannya di tali unta Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam, sedangkan dua kakinya tertindih dengan batu. Dalam kondisi seperti itu dia berkata, ’Wahai Nabi, Maafkan kami, kami hanya bersenda gurau dan main-main.”
Lalu Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab dengan membacakan ayat (yang artinya):
“Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya, dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?”
Kemudian beliau tidak melihat kepada orang munafiq ini dan tidak berbicara lagi kecuali ayat diatas.
Maka hati-hatilah jangan sekali-kali mengolok-olok Allah, ayat-ayat-Nya dan Nabi-Nya, baik sengaja maupun tidak!!!
Sumber: Tafsir Imam Ibnu Jarir 10/119
Komentar
Posting Komentar
Informasi Pilihan Identitas:
Google/Blogger : Khusus yang punya Account Blogger.
Name/URL: Jika tidak punya account blogger namun punya alamat Blog atau Website.
Anonymous: Jika tidak ingin mempublikasikan profile anda (tidak disarankan).