Langsung ke konten utama

Bai'at 'Aqabah

Bai'at 'Aqabah yang Pertama. Pada tahun kedua belas kenabian, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasalam bertemu dengan dua belas orang dari Yatsrib. Mereka pun masuk Islam. Kemudian mereka berbaiat (bersumpah setia) kepada beliau. Isi baiat itu ada tiga perkara:

  • Tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun.
  • Melaksanakan apa yang Allah perintahkan.
  • Berhenti dari apa yang Allah larang (meninggalkannya) .


Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasalam mengirim Mush'ab bin 'Umair dan 'Amr bin Ummi Maktum ke Yatsrib bersama mereka untuk mengajarkan kepada manusia perkara-perkara Agama Islam, membaca Al Qur'an, shalat, dan sebagainya.

Baiat 'Aqabah yang Kedua. Pada tahun ketiga belas kenabian Mush'ab bin 'Umair Rodhiallahu 'anhu kembali. Ikut bersamanya penduduk Yatsrib yang sudah masuk Islam. Jumlah mereka tujuh puluh tiga laki-Iaki dan dua wanita. Wanita itu adalah Nusaibah bintu Ka'ab dan Asma' bintu 'Amr bin 'Adiy.
Mereka menjumpai Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasalam di 'Aqabah pada suatu malam. Nabi Shalallahu 'alaihi wasalam datang bersama paman beliau Al 'Abbas bin 'Abdil Muthallib. Ketika itu Al 'Abbas masih musyrik. Hanya saja ia ingin meminta jaminan keamanan bagi keponakannya, kepada orang-orang Yatsrib itu. Ketika itu Al 'Abbas adalah orang pertama yang angkat bicara. Kemudian Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasalam berbicara. Maka beliau pun membaca Al-Qur'an. Beliau menyeru kepada Allah. Dan menghasung kepada keislaman.

Orang-orang Yatsrib itu membaiat beliau. Isi baiatnya adalah:
1. Untuk mendengar dan taat, baik dalam perkara yang mereka sukai maupun yang mereka benci.
2. Untuk berinfak baik dalam keadaan sempit maupun lapang.
3. Untuk beramar ma'ruf nahi munkar.
4. Agar mereka tidak terpengaruh celaan orang-orang yang mencela di jalan Allah.
5.Agar mereka melindungi Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasalam sebagaimana mereka melindungi wanita­-wanita dan anak-anak mereka sendiri.

Setelah baiat itu, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasalam kembali ke Makkah. Beliau meneruskan dakwah.

Kemudian gangguan kaum musyrikin kepada kaum muslimin semakin keras saja. Maka Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasalam memberikan perintah kepada kaum muslimin untuk berhijrah ke Yatsrib.

Kemudian kaum muslimin pun berhijrah ke Yatsrib. Baik secara sendiri-sendiri, maupun berkelompok-kelompok. Mereka berhijrah dengan sembunyi-sembunyi, sehingga kaum musyrikin tidak mengetahui kepindahan mereka.

Waktu itu, orang pertama yang berhijrah adalah Abu Salamah bin 'Abdil Asad dan Mush'ab bin 'Umair, serta 'Amr bin Ummi Maktum. Kemudian Bilal bin Rabah, Sa'ad bin Abi Waqqash, 'Ammar bin Yasir, dan 'Umar bin Al Khaththab berhijrah. Mereka berhijrah di dalam rombongan dua puluh orang sahabat. Tersisa Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasalam, Abu Bakr, 'Ali bin Abi Thalib dan sebagian sahabat.

Sumber: Muqarrar al-Mustawa Ats Tsalits fis Siratin Nabawiyyah—Syu'bah Ta'lim al-Lughah al-'Arabiyyah al-Jami'ah al-Islamiyyah, Madinah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Budaya muslim indonesia

Budaya muslim indonesia yang harus diperbaharui pemahamannya : Rebo Wekasan Rebo Wekasan merupakan suatu perayaan unik yang hanya ada di desa Suci, kecamatan Manyar Kabupaten Gresik dan hanya dirayakan pada Rabu terakhir di Bulan Shafar kalender Hijriyyah. Dinamakan Rebo Wekasan karena pada zaman dahulu terjadi bencana kekeringan di sebuah desa bernama Pelaman, sebenarnya sunan Giri telah memberikan petunjuk kalau ada sumber air yang sangat besar di sekitar Masjid Pelaman. Tetapi lama kelamaan sumber air tadi menyusut. Kemudian Sunan Giri memberi petunjuk jika mereka menemukan tempat yang banyak tumbuh pepohonan maka akan ada sumber air disana. Setelah beberapa lama mencari, akhirnya mereka menemukan tempat tersebut di sebuah desa bernama Pongangan. Dari sinilah perayaan Rebo Wekasan ada karena hari ditemukannya sumber tersebut dan selesainya pembangunan masjid yang semula ada di desa Pelaman jatuh pada hari Rebo Pungkasan di bulan Shafar kalender Hijriyyah. Saat ini perayaan Rebo

Kisah Seorang Munafik di Zaman Rasulullah

Kisah ini disampaikan oleh sahabat Ibnu umar Radhiallahu ‘anhu , Muhammad bin Kaeb Radhiallahu ‘anhu , Zaid bin Aslam Radhiallahu ‘anhu dan Qatadah Radhiallahu ‘anhu berkata (ringkasnya demikian): Ada seorang laki-laki (munafik) pada waktu perang Tabuk dia berkata: “Tidaklah kami melihat semisal Qurra’ (pembaca al-Qur’an) kita ini, mereka paling besar perutnya (karena banyak makan), paling pendusta (ketika berbicara), paling penakut (bila berhadapan dengan musuh).” Perkataan itu ditujukan kepada Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya. Mendengar hal tersebut Auf bin Malik Rahimahullah berkata kepadanya: “Bohong kamu, akan tetapi kamu munafiq, sungguh aku akan memberitahu Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam .” Maka pergilah Auf untuk menjumpai Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam dan memberitahu perkataan orang munafiq ini. Belum sampai Auf bin Malik datang menjumpai beliau, telah turun ayat yang memberitahu keadaan tersebut dengan sebenarnya. Yaitu ayat yang terdapat dalam QS.