Langsung ke konten utama

Perang Khaibar Tahun ke-7 H

Khaibar yang terletak sekitar 165 km di utara Madinah merupakan daerah dengan tanah pertanian yang subur. Khaibar sangatlah istimewa, dikarena tanahnya yang subur dan airnya yang melimpah. Selain itu Khaibar terkenal dengan banyaknya pohon kurma dan hasil bumi seperti biji-bijian dan buah-buahan. Oleh karena itu Khaibar disebut sebagai negeri Hijaz yang subur dan kuat.

Khaibar mempunyai pasar yang bernama Pasar An Nathah. Pasar ini dilindungi oleh Kabilah Ghathafan yang juga menganggap bahwa Khaibar termasuk tanah wilayahnya. Khaibar juga mempunyai kegiatan pertukaran uang yang luas.

Sebab Perang Khaibar

Setelah perjanjian Hudaibiyyah, Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam mendapatkan waktu yang tepat dan kesempatan yang bagus untuk memerangi Yahudi. Karena Yahudi telah menampakkan permusuhan terhadap muslimin. Yahudi bergabung bersama pasukan Al Ahzab. Mereka bersama-sama memerangi kaum muslimin pada tahun ke-5 H.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

"Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberikan balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya). Serta harta rampasan yang banyak yang dapat mereka ambil. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. AI Fath: 18-19)


Penaklukan Khaibar

Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam berangkat ke Khaibar pada bulan Muharram tahun 7 H. Beliau berangkat dengan para sahabat yang mengikuti perjanjian Hudaibiyyah. Beliau shalat shubuh di Khaibar. Ketika itu sejumlah orang Yahudi telah keluar rumah. Mereka pergi ke ladang-ladang mereka . Kemudian mereka melihat muslimin. Maka mereka berlarian ke rumah-rumah mereka.

Rasulullahpun bersabda: "Allahu Akbar! Khaibar telah runtuh! ..

Sesungguhnya bila kita tiba di halaman, suatu kaum, maka sungguh jelek pagi hari orang-­orang yang diberi peringatan!"

Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam mengepung Yahudi Khaibar.

Beliau memerangi mereka dengan dahsyat. Sampai sempurnalah penaklukan Khaibar. Khaibar jatuh ke tangan muslimin.

Yahudi Tetap Tinggal di Khaibar

Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam ingin mengusir Yahudi dari Khaibar. Tetapi Yahudi meminta agar diperbolehkan tetap tinggal. Dan mereka bersedia menyerahkan upeti kepada kaum muslimin berupa setengah hasil bumi Khaibar.

Maka Rasulullahpun mengabulkan permintaan mereka dengan syarat muslimin bisa mengusir mereka kapan saja. Rasulullah mau memenuhi permintaan itu, karena beliau ingin mereka masuk Islam.

Beliau berkata pada 'Ali: "Demi Allah seandainya Allah menunjuki satu orang melalui dirimu, hal itu lebih baik bagimu daripada onta merah."

Yahudi keluar dari Khaibar secara bertahap. Pengusiran mereka selesai pada masa Khalifah 'Umar bin Al Khaththab Rodhiallahu ‘anhu.


Buah Perang Khaibar

  1. Dua puluh orang muslim menemui syahid.
  2. Sembilan puluh Yahudi terbunuh.
  3. Muslimin mendapatkan rampasan perang yang banyak. Dan muslimin berhasil menghilangkan bahaya Yahudi. Karena selama ini Yahudi merupakan ancaman bagi kaum muslimin.
  4. Penduduk Fadak, di utara Khaibar, segera mengikat perjanjian dengan muslimin. Daerah itu dikhususkan untuk Rasulullah.

Sumber: Muqarrar Al-Mustawa Ats Tsalits fis Siratin Nabawiyyah-Syu’bah Ta’lim Al Lughah Al Arabiyyah Al Jami’ah Al Islamiyyah, Madinah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Budaya muslim indonesia

Budaya muslim indonesia yang harus diperbaharui pemahamannya : Rebo Wekasan Rebo Wekasan merupakan suatu perayaan unik yang hanya ada di desa Suci, kecamatan Manyar Kabupaten Gresik dan hanya dirayakan pada Rabu terakhir di Bulan Shafar kalender Hijriyyah. Dinamakan Rebo Wekasan karena pada zaman dahulu terjadi bencana kekeringan di sebuah desa bernama Pelaman, sebenarnya sunan Giri telah memberikan petunjuk kalau ada sumber air yang sangat besar di sekitar Masjid Pelaman. Tetapi lama kelamaan sumber air tadi menyusut. Kemudian Sunan Giri memberi petunjuk jika mereka menemukan tempat yang banyak tumbuh pepohonan maka akan ada sumber air disana. Setelah beberapa lama mencari, akhirnya mereka menemukan tempat tersebut di sebuah desa bernama Pongangan. Dari sinilah perayaan Rebo Wekasan ada karena hari ditemukannya sumber tersebut dan selesainya pembangunan masjid yang semula ada di desa Pelaman jatuh pada hari Rebo Pungkasan di bulan Shafar kalender Hijriyyah. Saat ini perayaan Rebo

Kisah Seorang Munafik di Zaman Rasulullah

Kisah ini disampaikan oleh sahabat Ibnu umar Radhiallahu ‘anhu , Muhammad bin Kaeb Radhiallahu ‘anhu , Zaid bin Aslam Radhiallahu ‘anhu dan Qatadah Radhiallahu ‘anhu berkata (ringkasnya demikian): Ada seorang laki-laki (munafik) pada waktu perang Tabuk dia berkata: “Tidaklah kami melihat semisal Qurra’ (pembaca al-Qur’an) kita ini, mereka paling besar perutnya (karena banyak makan), paling pendusta (ketika berbicara), paling penakut (bila berhadapan dengan musuh).” Perkataan itu ditujukan kepada Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya. Mendengar hal tersebut Auf bin Malik Rahimahullah berkata kepadanya: “Bohong kamu, akan tetapi kamu munafiq, sungguh aku akan memberitahu Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam .” Maka pergilah Auf untuk menjumpai Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam dan memberitahu perkataan orang munafiq ini. Belum sampai Auf bin Malik datang menjumpai beliau, telah turun ayat yang memberitahu keadaan tersebut dengan sebenarnya. Yaitu ayat yang terdapat dalam QS.