Langsung ke konten utama

Perang Uhud

Kaum kuffar Quraisy telah kalah di perang Badr. Mereka sangat ingin menuntut balas atas kekalahan mereka. Mereka ingin mengembalikan kedudukan mereka di kalangan bangsa Arab. Karena kedudukan mereka telah hancur di perang Badr.

Orang-orang Quraisy juga ingin mengamankan jalur perjalanan mereka. Yaitu jalur kafilah-kafilah dagang mereka yang tiba dari negeri Syam. Maka mereka menyiapkan segelar pasukan. Jumlah mereka mencapai tiga ribu orang. Mereka keluar dari Makkah, sampai akhirnya tiba di wilayah Madinah. Mereka mendirikan kemah di dekat gunung Uhud.

Keluarnya Kaum Muslimin dari Madinah
Ketika Nabi Shalallahu 'alaihi wasallam mengetahui kabar keluarnya kaum Quraisy dari Makkah, maka beliau meminta pendapat para sahabat. Apakah mereka akan tetap di dalam kota Madinah, ataukah keluar untuk memerangi Quraisy di gunung Uhud. Kebanyakan sahabat ingin keIuar dari Madinah. Terutama sahabat-sahabat yang terlewatkan dari perang Badr. Maka Nabi Shalallahu 'alaihi wasallam keluar diikuti kaum muslimin. Jumlah mereka seribu orang.

Di tengah jalan, Abdullah bin Ubay bin Salul (pimpinan munafiqin) membelot. Ia kembali ke Madinah bersama sepertiga jumlah pasukan.

Permulaan Pertempuran
Muslimin sampai di gunung Uhud. Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam membagi pasukan beliau menjadi dua. Beliau menempatkan satu pasukan pemanah di atas gunung, yaitu gunung Rumgh. Pasukan ini mempunyai tugas untuk menjaga muslimin dari bagian belakang. Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam melarang turun dari tempat mereka. Sedangkan bagian yang kedua berada di depan, di hadapan kaum musyrikin.

Kemudian peperangan pun meletus. Kaum. muslimin bertempur dengan dahsyat. Sampai orang-orang musyrik berlarian dari medan perang. Mereka meninggalkan harta-harta ghanimah. Maka pasukan pemanah turun dari gunung. Mereka bergabung dengan pasukan yang berada di bagian depan untuk ikut mengumpulkan ghanimah. Mereka menyangka kaum musyrikin telah terpukul mundur dan jauh dari kaum muslimin.

Ternyata Khalid bin Walid membawa pasukan musyrikin. Mereka bergerak memutar. Mereka menyerang kaum muslimin dari arah belakang. Maka berubahlah keadaan pertempuran.

Ada beberapa peristiwa di dalam pertempuran;

1. Tujuh puluh orang kaum muslimin mendapatkan syahadah (mati syahid). Di antaranya adalah Hamzah bin 'Abdul Muthallib Rodhiallahu 'anhu (paman Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam) dan Mush'ab bin 'Umair Rodhiallahu 'anhu.
2. Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam mendapatkan luka.
3. Dua puluh dua musyrikin terbunuh

Al Qur' an adalah sumber berita yang terbaik, yang menceritakan tentang perang Uhud.
Allah Ta'ala berfirman dalam QS. Ali Imran : 121, yang artinya:

''Dan ingatlah ketika kamu berangkat pada pagi hari dari (rumah) keluargamu. Engkau menempatkan kaum mukminin di beberapa tempat untuk berperang.Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahut."

Allah Ta'ala berfirman dalam QS. Ali Imran : 140, yang artinya:

"Bila kalian mendapatkan luka, maka sesungguhnya kaum kafir itupun mendapatkan luka yang serupa. Dan hari-hari (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia dan agar Allah mengetahui orang­orang yang beriman dan agar Allah mengambil di antara kalian para syuhada' (orang-orang yang syahid). Dan Allah tidak mencintai orang­orang yang zhalim."

Hikmah di Balik Perang Uhud
1. Peringatan kepada kaum mukminin dari kejelekan yang ditimbulkan akibat bermaksiat.

2. Jeleknya akibat menyelisihi perintah Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam

3. Bahwa para nabi mendapatkan bala' (cobaan). Dan dilipatgandakan pahala bagi mereka.

Sumber: Muqarrar Al-Mustawa Ats Tsalits fis Siratin Nabawiyyah-Syu’bah Ta’lim Al Lughah Al Arabiyyah Al Jami’ah Al Islamiyyah, Madinah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Budaya muslim indonesia

Budaya muslim indonesia yang harus diperbaharui pemahamannya : Rebo Wekasan Rebo Wekasan merupakan suatu perayaan unik yang hanya ada di desa Suci, kecamatan Manyar Kabupaten Gresik dan hanya dirayakan pada Rabu terakhir di Bulan Shafar kalender Hijriyyah. Dinamakan Rebo Wekasan karena pada zaman dahulu terjadi bencana kekeringan di sebuah desa bernama Pelaman, sebenarnya sunan Giri telah memberikan petunjuk kalau ada sumber air yang sangat besar di sekitar Masjid Pelaman. Tetapi lama kelamaan sumber air tadi menyusut. Kemudian Sunan Giri memberi petunjuk jika mereka menemukan tempat yang banyak tumbuh pepohonan maka akan ada sumber air disana. Setelah beberapa lama mencari, akhirnya mereka menemukan tempat tersebut di sebuah desa bernama Pongangan. Dari sinilah perayaan Rebo Wekasan ada karena hari ditemukannya sumber tersebut dan selesainya pembangunan masjid yang semula ada di desa Pelaman jatuh pada hari Rebo Pungkasan di bulan Shafar kalender Hijriyyah. Saat ini perayaan Rebo

Kisah Seorang Munafik di Zaman Rasulullah

Kisah ini disampaikan oleh sahabat Ibnu umar Radhiallahu ‘anhu , Muhammad bin Kaeb Radhiallahu ‘anhu , Zaid bin Aslam Radhiallahu ‘anhu dan Qatadah Radhiallahu ‘anhu berkata (ringkasnya demikian): Ada seorang laki-laki (munafik) pada waktu perang Tabuk dia berkata: “Tidaklah kami melihat semisal Qurra’ (pembaca al-Qur’an) kita ini, mereka paling besar perutnya (karena banyak makan), paling pendusta (ketika berbicara), paling penakut (bila berhadapan dengan musuh).” Perkataan itu ditujukan kepada Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya. Mendengar hal tersebut Auf bin Malik Rahimahullah berkata kepadanya: “Bohong kamu, akan tetapi kamu munafiq, sungguh aku akan memberitahu Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam .” Maka pergilah Auf untuk menjumpai Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam dan memberitahu perkataan orang munafiq ini. Belum sampai Auf bin Malik datang menjumpai beliau, telah turun ayat yang memberitahu keadaan tersebut dengan sebenarnya. Yaitu ayat yang terdapat dalam QS.