Langsung ke konten utama

Umar bin Al-Khaththab Masuk Islam

Dahulu 'Umar bin Al Khaththab adalah seorang pemuda yang kuat. Dulu ia mengganggu kaum muslimin. Namun, di balik sikap kerasnya yang tampak ini, sebenarnya tersembunyi rasa kasih sayang dan simpati terhadap para sahabat.

Alkisah ada seorang wanita muslimah akan berhijrah. Ia hendak berhijrah ke Habasyah. Ia mendapat kabar bahwa 'Umar menghadangnya. Ketika itu wanita itu ada di atas tunggangannya.

'Umar berkata: "Tunggangan ini hendak dibawa pergi wahai Ummu Abdillah?".

Ia menjawab: "Ya, demi Allah! Kami benar-benar akan keluar, menuju bumi Allah. Kalian telah mengganggu dan menyusahkan kami, sehingga Allah menjadikan jalan keluar bagi kami."

'Umar berkata: "Semoga Allah memberikan kebaikan padamu di waktu pagimu."

Wanita itu berkisah: ''Aku melihat 'Umar memiliki rasa belas kasih, yang belum pernah kulihat sebelumnya. Kemudian ia beranjak pergi. Menurutku hijrah kami ke Habasyah telah membuatnya sedih."

Kemudian tampaklah bahwa persangkaan wanita itu benar. Rasulullah Sholallahu 'alaihi wasalam telah berdoa kepada Allah agar Allah menolong Islam dengan 'Umar.

Ketika itu beliau berdo'a: "Ya Allah, kuatkanlah Islam dengan salah satu yang lebih Engkau cintai di antara dua orang ini. Dengan Abu Jahal atau dengan 'Umar bin Al Khaththab. "

Maka Allah kabulkan doa beliau. 'Umar masuk Islam. Kemudian Islam menjadi kuat dengannya. Setelah keislaman 'Umar, kaum muslimin dapat sholat di Masjidil Haram. Padahal sebelumnya mereka tidak mampu melakukannya. Hamzah dan 'Umar masuk Islam di tahun keenam kenabian.

Sumber: Muqarrar al-Mustawa Ats Tsalits fis Siratin Nabawiyyah—Syu'bah Ta'lim al-Lughah al-'Arabiyyah al-Jami'ah al-Islamiyyah, Madinah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Budaya muslim indonesia

Budaya muslim indonesia yang harus diperbaharui pemahamannya : Rebo Wekasan Rebo Wekasan merupakan suatu perayaan unik yang hanya ada di desa Suci, kecamatan Manyar Kabupaten Gresik dan hanya dirayakan pada Rabu terakhir di Bulan Shafar kalender Hijriyyah. Dinamakan Rebo Wekasan karena pada zaman dahulu terjadi bencana kekeringan di sebuah desa bernama Pelaman, sebenarnya sunan Giri telah memberikan petunjuk kalau ada sumber air yang sangat besar di sekitar Masjid Pelaman. Tetapi lama kelamaan sumber air tadi menyusut. Kemudian Sunan Giri memberi petunjuk jika mereka menemukan tempat yang banyak tumbuh pepohonan maka akan ada sumber air disana. Setelah beberapa lama mencari, akhirnya mereka menemukan tempat tersebut di sebuah desa bernama Pongangan. Dari sinilah perayaan Rebo Wekasan ada karena hari ditemukannya sumber tersebut dan selesainya pembangunan masjid yang semula ada di desa Pelaman jatuh pada hari Rebo Pungkasan di bulan Shafar kalender Hijriyyah. Saat ini perayaan Rebo

Kisah Seorang Munafik di Zaman Rasulullah

Kisah ini disampaikan oleh sahabat Ibnu umar Radhiallahu ‘anhu , Muhammad bin Kaeb Radhiallahu ‘anhu , Zaid bin Aslam Radhiallahu ‘anhu dan Qatadah Radhiallahu ‘anhu berkata (ringkasnya demikian): Ada seorang laki-laki (munafik) pada waktu perang Tabuk dia berkata: “Tidaklah kami melihat semisal Qurra’ (pembaca al-Qur’an) kita ini, mereka paling besar perutnya (karena banyak makan), paling pendusta (ketika berbicara), paling penakut (bila berhadapan dengan musuh).” Perkataan itu ditujukan kepada Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya. Mendengar hal tersebut Auf bin Malik Rahimahullah berkata kepadanya: “Bohong kamu, akan tetapi kamu munafiq, sungguh aku akan memberitahu Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam .” Maka pergilah Auf untuk menjumpai Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam dan memberitahu perkataan orang munafiq ini. Belum sampai Auf bin Malik datang menjumpai beliau, telah turun ayat yang memberitahu keadaan tersebut dengan sebenarnya. Yaitu ayat yang terdapat dalam QS.